Patung jahiliyah adalah
patung-patung yang disembah oleh orang-orang pada masa jahiliyah. Seperti di
Mekaah, pada zaman jahiliyah orang-orang menyembah patung Latta, dan
patung-patung berhala lainnya. Dari manakah patung ini berasal dan siapakah
orang yang pertama kali memperkenalkan kepercayaan terhadap kekuatan dari
berhala? Berikut kisahnya:
Amr bin Luhai adalah saudaga Arab kaya raya dan terkenal dermawan. Ia sangat dipuji dan dihormati di kalangan bangsa Arab karena kedermawanannya itu. Ia memberi makan dan pakaian kepada ribuan orang di musim-musim tertentu.
Tidak jarang ia menyembelih hingga sepuluh tibu unta pada satu acara musiman bangsa-bangsa Arab. Oleh sebab itu, ia dicintai dan menjadi panutan bagi mereka. Ajakan apa pun yang ia serukan senantiasa disambut oleh mereka. Setiap kali melakukan hal-hal baru, selalu menjadi kebiasaan yang berlaku bagi masyarakatnya.
Amr bin Luhai adalah saudaga Arab kaya raya dan terkenal dermawan. Ia sangat dipuji dan dihormati di kalangan bangsa Arab karena kedermawanannya itu. Ia memberi makan dan pakaian kepada ribuan orang di musim-musim tertentu.
Tidak jarang ia menyembelih hingga sepuluh tibu unta pada satu acara musiman bangsa-bangsa Arab. Oleh sebab itu, ia dicintai dan menjadi panutan bagi mereka. Ajakan apa pun yang ia serukan senantiasa disambut oleh mereka. Setiap kali melakukan hal-hal baru, selalu menjadi kebiasaan yang berlaku bagi masyarakatnya.
Asal Usul Patung
Jahiliyah
Suatu hari ia pergi keluar
dari Mekah menuju Syam untuk urusan dagang. Pada masa itu, suku Amaliqah
(Secara harfiah berarti raksasa, karena postur tubuh mereka yang tinggi dan
besar) berdiam di Syam. Di sana Amr bin Luhai melihat mereka sedang menyembah
patung-patung. Lalu ia bertanya kepada mereka, “Patung-patung apakah yang
kalian sembah?”
Mereka menjawab, “Ini semua adalah patung-patung pujaan kami. Jika kami memohon hujan, turunlah hujan. Jika kami memohon pertolongan, datanglah pertolongan itu ”
Amr bin Luhai meminta agar diberi satu patung untuk ia bawa ke negeri Arab dan dijadikan sesembahan. Kemudian mereka memberinya satu patung yang bernama Hubal. Setelah itu ia memasang patung itu di Mekah
Mereka menjawab, “Ini semua adalah patung-patung pujaan kami. Jika kami memohon hujan, turunlah hujan. Jika kami memohon pertolongan, datanglah pertolongan itu ”
Amr bin Luhai meminta agar diberi satu patung untuk ia bawa ke negeri Arab dan dijadikan sesembahan. Kemudian mereka memberinya satu patung yang bernama Hubal. Setelah itu ia memasang patung itu di Mekah
kemudian menyuruh kaumnya
untuk menyembah patung itu. Masyarakat Mekah serta merta mengikuti apa yang
diperintahkan Amr bin Luhai, hal ini karena sikap kedermawanan Amr bin Luhai
yang terkenal dan dijadikan panutan.Dari sinilah masyrakat Mekah mulai
memercayai kekuatan dari patung dan mulai menyembah berhala.
Sedangkan, asal usul berhala bernama Latta, konon dahulu di Mekah terdapat sebuah batu besar yang biasa digunakan oleh seorang laki laki Bani Tsaqif untuk membuat dan membakar roti di atasnya yang kemudian dibagikan kepada peziarah Kakbah. Setelah laki-laki itu meninggal dunia, batu ini kemudian dikenal dengan nama Batu Latta (Al-Latta), artinya yang menumbuk dan membuat adonan gandum menjadi roti.
Amr bin Luhai meyakini bahwa laki-laki dan Bani Tsaqif itu sebenarnya belum meninggal dunia, tetapi masuk ke batu Latta tersebut. Kemudian Amr bin Luhai mengajak kaum Quraisy agar mendirikan bangunan di atas batu besar itu. Selanjutnya disebut dengan sesembahan Latta, lalu ia menyembahnya. Sejak saat itu, patung Latta menjadi sesembahan orang-orang Arab Jahiliyah.
Kemudian, ketika Islam datang dan Nabi saw mengetahui kenyataan itu, beliau berkata kepada salah seorang sahabatnya, Aktsam, “Hai Aktsam, aku melihat Amr bin Luhai bin Qamah ditarik jambulnya dalm neraka. Aku tidak melihat seorang laki-laki mirip dengan seorang laki-laki lainnya daripada kemiripan engkau dengannya dan tidak pula antara kemiripannya dengan engkau”
Mendengar hal itu Aktsam pun terperanjat seraya berkata, “Apakah kemiripannya akan memberi mudharat kepadaku, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Tidak, karena sesungguhnya engkau orang beriman, sedangkan dia adalah orang kafir. Dialah orang yang pertama mengubah agama yang dibawa Nabi Ismail as. Lalu ia memasang berhala-berhala, membela telinga unta (sebagai perantara kepada Tuhan) dan menjadikan unta sesajian sebagai perantara untuk meminta keberkahan dan perlindungan.”
Sedangkan, asal usul berhala bernama Latta, konon dahulu di Mekah terdapat sebuah batu besar yang biasa digunakan oleh seorang laki laki Bani Tsaqif untuk membuat dan membakar roti di atasnya yang kemudian dibagikan kepada peziarah Kakbah. Setelah laki-laki itu meninggal dunia, batu ini kemudian dikenal dengan nama Batu Latta (Al-Latta), artinya yang menumbuk dan membuat adonan gandum menjadi roti.
Amr bin Luhai meyakini bahwa laki-laki dan Bani Tsaqif itu sebenarnya belum meninggal dunia, tetapi masuk ke batu Latta tersebut. Kemudian Amr bin Luhai mengajak kaum Quraisy agar mendirikan bangunan di atas batu besar itu. Selanjutnya disebut dengan sesembahan Latta, lalu ia menyembahnya. Sejak saat itu, patung Latta menjadi sesembahan orang-orang Arab Jahiliyah.
Kemudian, ketika Islam datang dan Nabi saw mengetahui kenyataan itu, beliau berkata kepada salah seorang sahabatnya, Aktsam, “Hai Aktsam, aku melihat Amr bin Luhai bin Qamah ditarik jambulnya dalm neraka. Aku tidak melihat seorang laki-laki mirip dengan seorang laki-laki lainnya daripada kemiripan engkau dengannya dan tidak pula antara kemiripannya dengan engkau”
Mendengar hal itu Aktsam pun terperanjat seraya berkata, “Apakah kemiripannya akan memberi mudharat kepadaku, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Tidak, karena sesungguhnya engkau orang beriman, sedangkan dia adalah orang kafir. Dialah orang yang pertama mengubah agama yang dibawa Nabi Ismail as. Lalu ia memasang berhala-berhala, membela telinga unta (sebagai perantara kepada Tuhan) dan menjadikan unta sesajian sebagai perantara untuk meminta keberkahan dan perlindungan.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersaksi tentang peristiwa
ini,
رأيت عمرو بن لحي يجر قصبة في النار … إنه أول من غير دين إسماعيل فنصب الأوثان وبحر البحيرة وسيب السائبة ووصل الوصيلة وحمى الحامي …
“Aku
melihat ‘Amr bin Luhay menarik usus di nereka –dialah yamg pertama kali mengubah
agama Ismail kemudian dia memasang berhala– Dialah yang memulai membuat aturan
tentang onta bahirah (1), saaibah (2), washiilah (3), dan Ham (4)”
(Hadits shahih)
Marji’: Hadza Al-Habib
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam Ya Muhib, karya Syekh Abu Bakr Jabir
Al-Jazairi, Darul Hadits, Kairo.
1. Bahirah adalah onta betina yang telah
beranak lima kali dan anak yang kelima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah
telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh diambil
susunya.
2. Saaibah adalah onta betina yang
dibiarkan pergi ke mana saja lantaran sesuatu nadzar. Seperti, jika seorang
Arab Jahiliyah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, maka ia biasa
bernadzar akan menjadikan ontanya saaibah bila maksud atau perjalanannya
berhasil dan selamat.
3. Washiilah adalah seekor domba betina
melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, maka yang jantan
ini disebut washiilah, tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala.
4. Haam adalah unta jantan yang tidak boleh
diganggu gugat lagi, karena telah dapat membuntingkan unta jantan sepuluh kali.
Perlakuan terhadap Bahirah, Saaibah, Washiilah dan Haam ini adalah kepercayaan
Arab Jahiliyah.