Monday, 29 August 2016

Sejarah Awal Mula Penyembah Berhala Di Jazirah Arab

Patung jahiliyah adalah patung-patung yang disembah oleh orang-orang pada masa jahiliyah. Seperti di Mekaah, pada zaman jahiliyah orang-orang menyembah patung Latta, dan patung-patung berhala lainnya. Dari manakah patung ini berasal dan siapakah orang yang pertama kali memperkenalkan kepercayaan terhadap kekuatan dari berhala? Berikut kisahnya:

Amr bin Luhai adalah saudaga Arab kaya raya dan terkenal dermawan. Ia sangat dipuji dan dihormati di kalangan bangsa Arab karena kedermawanannya itu. Ia memberi makan dan pakaian kepada ribuan orang di musim-musim tertentu.

Tidak jarang ia menyembelih hingga sepuluh tibu unta pada satu acara musiman bangsa-bangsa Arab. Oleh sebab itu, ia dicintai dan menjadi panutan bagi mereka. Ajakan apa pun yang ia serukan senantiasa disambut oleh mereka. Setiap kali melakukan hal-hal baru, selalu menjadi kebiasaan yang berlaku bagi masyarakatnya.

Asal Usul Patung Jahiliyah

Suatu hari ia pergi keluar dari Mekah menuju Syam untuk urusan dagang. Pada masa itu, suku Amaliqah (Secara harfiah berarti raksasa, karena postur tubuh mereka yang tinggi dan besar) berdiam di Syam. Di sana Amr bin Luhai melihat mereka sedang menyembah patung-patung. Lalu ia bertanya kepada mereka, “Patung-patung apakah yang kalian sembah?”

Mereka menjawab, “Ini semua adalah patung-patung pujaan kami. Jika kami memohon hujan, turunlah hujan. Jika kami memohon pertolongan, datanglah pertolongan itu ”

Amr bin Luhai meminta agar diberi satu patung untuk ia bawa ke negeri Arab dan dijadikan sesembahan. Kemudian mereka memberinya satu patung yang bernama Hubal. Setelah itu ia memasang patung itu di Mekah
kemudian menyuruh kaumnya untuk menyembah patung itu. Masyarakat Mekah serta merta mengikuti apa yang diperintahkan Amr bin Luhai, hal ini karena sikap kedermawanan Amr bin Luhai yang terkenal dan dijadikan panutan.Dari sinilah masyrakat Mekah mulai memercayai kekuatan dari patung dan mulai menyembah berhala.

Sedangkan, asal usul  berhala bernama Latta, konon dahulu di Mekah terdapat sebuah batu besar yang biasa digunakan oleh seorang laki laki Bani Tsaqif untuk membuat dan membakar roti di atasnya yang kemudian dibagikan kepada peziarah Kakbah. Setelah laki-laki itu meninggal dunia, batu ini kemudian dikenal dengan nama Batu Latta (Al-Latta), artinya yang menumbuk dan membuat adonan gandum menjadi roti.

Amr bin Luhai meyakini bahwa laki-laki dan Bani Tsaqif itu sebenarnya belum meninggal dunia, tetapi masuk ke batu Latta tersebut. Kemudian Amr bin Luhai mengajak kaum Quraisy agar mendirikan bangunan di atas batu besar itu. Selanjutnya disebut dengan sesembahan Latta, lalu ia menyembahnya. Sejak saat itu, patung Latta menjadi sesembahan orang-orang Arab Jahiliyah.

Kemudian, ketika Islam datang dan Nabi saw mengetahui kenyataan itu, beliau berkata kepada salah seorang sahabatnya, Aktsam, “Hai Aktsam, aku melihat Amr bin Luhai bin Qamah ditarik jambulnya dalm neraka. Aku tidak melihat seorang laki-laki mirip dengan seorang laki-laki lainnya daripada kemiripan engkau dengannya dan tidak pula antara kemiripannya dengan engkau”

Mendengar hal itu Aktsam pun terperanjat seraya berkata, “Apakah kemiripannya akan memberi mudharat kepadaku, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Tidak, karena sesungguhnya engkau orang beriman, sedangkan dia adalah orang kafir. Dialah orang yang pertama mengubah agama yang dibawa Nabi Ismail as. Lalu ia memasang berhala-berhala, membela telinga unta (sebagai perantara kepada Tuhan) dan menjadikan unta sesajian sebagai perantara untuk meminta keberkahan dan perlindungan.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersaksi tentang peristiwa ini,
رأيت عمرو بن لحي يجر قصبة في النارإنه أول من غير دين إسماعيل فنصب الأوثان وبحر البحيرة وسيب السائبة ووصل الوصيلة وحمى الحامي
“Aku melihat ‘Amr bin Luhay menarik usus di nereka –dialah yamg pertama kali mengubah agama Ismail kemudian dia memasang berhala– Dialah yang memulai membuat aturan tentang onta bahirah (1), saaibah (2), washiilah (3), dan Ham (4)”  (Hadits shahih)
Marji’Hadza Al-Habib Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam Ya Muhib, karya Syekh Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, Darul Hadits, Kairo.
1.      Bahirah adalah onta betina yang telah beranak lima kali dan anak yang kelima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh diambil susunya.
2.      Saaibah adalah onta betina yang dibiarkan pergi ke mana saja lantaran sesuatu nadzar. Seperti, jika seorang Arab Jahiliyah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, maka ia biasa bernadzar akan menjadikan ontanya saaibah bila maksud atau perjalanannya berhasil dan selamat.
3.      Washiilah adalah seekor domba betina melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, maka yang jantan ini disebut washiilah, tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala.

4.      Haam adalah unta jantan yang tidak boleh diganggu gugat lagi, karena telah dapat membuntingkan unta jantan sepuluh kali. Perlakuan terhadap Bahirah, Saaibah, Washiilah dan Haam ini adalah kepercayaan Arab Jahiliyah.
Share: