Wednesday, 31 August 2016

Sirah, Nama Dan Fadhilah Abubakar As-Siddiq

Nama asli Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anh adalahAbdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr.[1] Fihr ini tidak lain adalah Quraisy.

Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anh menyatakan, “Allah Ta’alamenurunkan nama untuk Abu Bakar dari langit, yaitu Ash-Shiddiiq.” Ali sendiri bersumpah akan pernyataannya ini.[2]

Dari Abu Darda’ radhiyallahu anh, ia bercerita, “Ketika aku sedang duduk-duduk bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tampak Abu Bakar datang sambil mengangkat bagian bawah pakaiannya hingga lututnya kelihatan. Melihat hal itu, Nabi berkomentar, “Temanmu ini (yaitu Abu Bakar) habis bertengkar.”
Tidak lama kemudian, Abu Bakar mengucapkan salam dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya antara diriku dan Ibn Al-Khaththab (Umar) terjadi suatu masalah kecil. Aku buru-buru memarahinya tadi, tetapi aku pun menyesalinya. Karena itulah aku meminta maaf kepadanya, namun ia menolak. Karena itu pula, aku datang menemuimu (untuk mengadukan masalah ini).”

Beliau shallallahu alaihi wa sallam lalu bersabda:

« يَغْفِرُ اللهُ لَكَ يَا أَبَا بَكْرٍ »

“Allah mengampunimu, wahai Abu Bakar.”
Beliau mengatakannya hingga tiga kali.
Sementara di pihak lain, rupanya Umar juga menyesal karena tidak memaafkan Abu Bakar. Karena itulah ia mendatangi rumah Abu Bakar dan bertanya kepada keluarganya, “Apa Abu Bakar ada?” Mereka menjawab, “Tidak ada.”

Maka, Umar pun datang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan memberi salam. Melihat kedatangannya, raut wajah Nabi shallallahu alaihi wa sallam berubah (karena marah) sampai-sampai Abu Bakar iba kalau-kalau beliau memarahi Umar. Abu Bakar pun berlutut dan memohon, “Wahai Rasulullah, demi Allah, aku yang telah berbuat zhalim (kepada Umar).” Abu Bakar mengatakannya hingga dua kali. 
Dalam 
kondisi demikian, beliau bersabda:

« إِنَّ اللهَ بَعَثَنِي إِلَيْكُمْ فَقُلْتُمْ: كَذَبْتَ. وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: صَدَقَ. وَوَاسَانِي بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَهَلْ أَنْتُمْ تَارِكُوا لِي صَاحِبِي »
“Allah mengutusku kepada kalian! Lalu kalian (dulu) mengatakan, “Engkau (wahai Muhammad) berdusta!”, namun Abu Bakar berkata, “Ia (Muhammad) benar!”. Ia telah melindungiku dengan diri dan hartanya. Bisakah kalian membiarkan sahabatku ini bersamaku??”(Maksudnya: tidak melukai hatinya)
Beliau mengatakannya dua kali. Maka, setelah kejadian itu, Abu Bakar tidak pernah disakiti lagi.”[3]

Dari Ammar bin Yasir radhiyallahu anh, ia bertutur, “Aku mendapati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (pada masa awal Islam), sementara tidak ada yang menjadi pengikutnya ketika itu kecuali lima hamba sahaya, dua perempuan, dan Abu Bakar.”[4]


[1] Ma’rifah Ash-Shahaabah, Abu Nu’aim (I/150)
[2] H.R. Ath-Thabrany dalam Al-Mu’jam Al-Kabiir (I/155). Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebutkannya juga dalam Fath Al-Bary (VII/11), dan ia berkata, “Para perawinya tsiqah”
[3] Shahiih Al-Bukhary, no. 3661
[4] Shahiih Al-Bukhary, no. 3660

------------------------------------

Sumber: Hiqbah min At-Taariikh, Syaikh Dr. Utsman Al-Khamiis
diterjemahkan oleh Syafaruddin, Lc
ditulis dan ditata ulang oleh Hasan Al-Jaizy


Berikut Hadits Palsu Yang Populer Di Tengah Umat Islam


أَوَّلُ ما خَلَقَ اللهُ نُور نبيِّكَ يا جابِرُ!
“Makhluk yang pertama kali diciptakan adalah cahaya Nabi-mu, wahai Jabir!”
Hadits ini juga sangat populer, terutama di kalangan ahli khurafat dan ahli tashawwuf, yang seringkali mengucapkan sanjungan-sanjungan berlebihan kepada Nabi yang kita yakini seyakin-yakinnya bahwa beliau shallallahu alaihi wa sallam tidak ridha dengannya.
Perhatikanlah bersamaku ucapan dari penulis Dalaa’il Al-Khairaat[1]:

اللهم زده نورا على نوره الذي خلقته منه
“Ya Allah, tambahkanlah dia cahaya di atas cahaya yang telah Engkau cipatakan darinya.”

TIDAK ADA ASALNYA. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menegaskan bahwa hadits ini adalah dusta berdasarkan kesepakatan Ahli Hadits.[2]Demikian juga ditegaskan oleh Syaikh Sulaiman bin Sahman.[3] As-Suyuthy juga menegaskan bahwa hadits ini tidak ada sanadnya.[4]Demikian juga Jamaluddin Al-Qasimy[5] dan Muhammad Rasyid Ridha[6], keduanya menegaskan bahwa hadits ini tidak ada asalnya.
Anehnya, sebagian orang yang mempromosikan hadits ini menisbatkan hadits ini pada Mushannaf Abdurrazzaaq[7], padahal ini hanyalah sekadar omong kosong belaka yang tidak ada kenyataannya. Karena ternyata yang benar ini hanyalah dibuat-buat oleh tokoh-tokohtashawwuf seperti Ibnu Araby, Ibnu Hawaih dan Al-Bakry.[8] Maka janganlah Anda tertipu!
Abdullah Al-Ghumairy[9] berkata dalam risalahnya Mursyid Al-Haair li Bayaan Wadh’ Hadiits Jaabir, “Menyandarkan hadits ini kepada Abdurrazzaq merupakan suatu kesalahan, karena tidak ada dalam Mushannaf-nya, Jami’nya, maupun Tafsir-nya! Hadits ini jelas maudhu’ (palsu) dan di dalamnya terdapat istilah-istilah tashawwuf. Sebagian orang sekarang membuat sanad hadits ini dan menyebutkan bahwa Abdurrazzaq meriwayatkannya dari jalur Ibnu Munkadir, dari Jabir. Semua ini adalah dusta dan dosa. Kesimpulannya, hadits ini munkar, palsu, dan tidak ada asalnya dalam kitab-kitab hadits.”[10]

Dari segi matan, hadits yang sangat populer ini adalah bathil. Demikian juga semua hadits yang menegaskan bahwa Nabi Muhammadshallallahu alaihi wa sallam diciptakan dari cahaya adalah bathil, ditinjau dari beberapa hal:
Pertama: Hal itu bertentangan dengan ketegasan Allah dan Rasul-Nya, yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah manusia biasa.

قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌۭ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ
“Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa".” (Q.S. Al-Kahfi: 110)

Kedua: Bertentangan juga dengan hadits:
خُلِقَتْ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ

“Malaikat diciptakan dari cahaya, Iblis diciptakan dari api yang menyala-nyala, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan pada kalian.”[11]

Hadits ini secara jelas menunjukkan bahwa hanya Malaikat yang diciptakan dari cahaya, bukan Adam dan anak keturunannya.[12]

Ketiga: Keyakinan ini hanyalah ucapan sebagian ahli khurafat dan orang-orang sufi yang tidak ada asalnya. Ucapan yang bathil dan kedustaan belaka.[13]

Bahkan, kalau kita telusuri ternyata keyakinan ini adalah hasil pemikiran filsafat Plato yang pada dasarnya menjurus kepada keyakinan wihdatul wujuud (bersatunya hamba dengan Allah). Karena menurut mereka: manusia tercipta dari cahaya Muhammad. Dan Muhammad tercipta dari cahaya Allah. Dengan demikian, maka mereka adalah suatu bagian dari Allah.[14]



[1] Lihat kembali tulisan Ust.Abu Ubaidah As-Sidawy tentang kitab ini, “Menyorot Kitab Dalaail Khairaat”, dalam Majalah Al-Fur’an, edisi 11, tahun V/1427 H.
[2] Majmuu’ Al-Fataawaa, Ibnu Taimiyyah, II/43
[3] Ash-Shawaa’q Al-Mursalah Asy-Syihaabiyyah, Sulaiman  bin Sahman, hal. 15
[4] Al-Haawy li Al-Fataawy, Jalaluddin As-Suyuthy, II/43
[5] Syarh Al-Arba’iin Al-Ajluniyyah, Jamaluddin Al-Qasimy, no. 343
[6] Fataawa Rasyid Ridha, II/447
[7] Seperti yang dilakukan oleh Dr. Isa bin Abdullah Al-Himyary dalam kitabnya Juz Al-Mafquud min Al-Juz Al-Awwal min Mushannaf Abdirrazzaaq, taqdimi Dr. Muhammad Sa’id Mamduh Al-Mishry. Kitab ini telah dibongkar kedustaannya secara ramai oleh para ulama masa kini. Lihat penjelasannya dalam Difaa’ an An-Nabiy wa Sunnatihi Muthahharah, oleh Muhammad Ziyad bin Umar At-Tuklah, cet. Daarul Muhaddits.
[8] Lihat An-Nuur Al-Muhammady baina Hadyi Kitaab al-Mubiin wa Ghuluww Al-Ghaalliinoleh Addaab Mamduh Al-Himsy.
[9] Kami kutip ucapan beliau karena ada sesuatu yang unik. Ia adalah seorang yang menggeluti ilmu hadits sekaligus pengagum Tashawwuf. Syaikh Muhammad Alwi Al-Maliky memujinya, “Al-Allaamah, Al-Fqih, Ahli Hadits Maghrib, bahkan Ahli Hadits dunia.” (Mafaahim Yajibu an Tushahhah, hal. 19). Jadi, yang mendustakan hadits palsu ini bukan saja para ulama Ahlus Sunnah, tetapi tokoh-tokoh Tasawwuf sendiri mengakuinya, seperti Abdullah Al-Ghumairy, Ahmad Al-Ghumairy, Abdullah Al-Habsyy, Hasan As-Saqqaf, Abdul Fattah Ghuddah dan lain-lain. (LihatDifaa’ an As-Sunnah, Muhammad At-Tuklah, hal 105-107)
[10] Lihat secara lebih luas tentang hadits ini dalam risalah Tanbiih Al-Hudzdzaq ala Buthlaani Maa Syaa’a Baina Al-Anaam min Hadiits Nuur Al-Manshuub li Mushannaf Abdirrazzaaq, oleh Ahmad Abdul Qadir Asy-Syinqithy, taqdim Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, An-Nuur Al-Muhammady oleh Addab Mahmud Al-Himsy, Difaa’ An An-Nabiy oleh Syaikh Ziyad At-Tuklah, Khashaaish Mushthafaa baina Al-Ghuluww wa Al-Jafaa’, Dr. Shadiq Muhammad, hal. 77-104, Al-Qaul Al-Fashl fi Hukm Al-Ihtifaal bi Maulid Khair Ar-Rasuul, Syaikh Ismail Al-Anshary, II/703-714, Majalah Al-Furqan, edisi 8/tahun 7/1429 H.
[11] Shahiih Muslim, VIII/226
[12] Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shahiihah, Muhammad Nashiruddin Al-Albany, no.458
[13] Fataawa Nuur ala Darb, Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, I/112-113
[14] Lihat: Khashaa’ish Mushthafa, Dr. Shadiq bin Muhammad, hal 89-92, dan Al-Haqiiqah Al-Muhammadiyyah Am Al-Falsafah Afluthiyyah, oleh Ayidh bin Sa’ad Ad-Dusary.

 --------------------------------------------


Dari kitab SadurHadits-hadits Dha'if Populer, karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi, Media Tarbiyah, cet. ke-3, Desember 2011

Ditulis ulang dengan sedikit perubahan oleh Hasan Al-Jaizy


Tuesday, 30 August 2016

Kupas Dengan Dalil, Makhluk Yang Pertama Ciptaan Allah Swt


 oleh Dr Ahmad Zain An Najah MA
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
“Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup, apakah mereka beriman? 
(Qs Al Anbiya ‘ : 30 )
Ayat di atas secara gamblang menjelaskan kepada kita bahwa segala sesuatu yang hidup di dunia ini bahan baku penciptaannya berasal dari air. Tetapi sebelum berbicara masalah itu, saya akan mengajak anda untuk melihat bagaimana benda matipun ternyata bahan bakunya berasal dari air.  Lihatlah ayat dan hadist-hadits di bawah ini :
Pertama kali yang perlu anda perhatikan adalah firman Allah swt :
وَهُوَ الَّذِي خَلَق السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاء لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً
“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah arsy-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya“ (Qs. Hud : 7)   
Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa keberadaan air jauh lebih dulu dari pada keberadaan langit dan bumi. Jadi air lebih tua umurnya dibanding langit dan bumi.
Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah saw :
كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ وَكَتَبَ فِي الذِّكْرِ كُلَّ شَيْءٍ وَخَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ
“Dialah Allah yang- pada waktu itu –  tidak ada sesuatupun selain Dia, sedangkan ‘arsy-Nya di atas air, lalu Dia menulis di dalam adz-Dzikir segala sesuatu (yang akan terjadi,) lalu Dia menciptakan langit dan bumi”. (HR. Bukhari, no : 2953)
Dikuatkan juga dengan hadist  Abdullah bin Amru ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ قَالَ وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
“Allah telah menentukan takdir bagi semua makhluk lima puluh tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Rasulullah menambahkan: ‘Dan arsy Allah itu berada di atas air.” (HR. Muslim, no :  4797)
Syekh Muhammad bin Abdul Wahab berkata : “Kata : وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ memberikan isyarat bahwa air dan arsy, keduanya adalah makhluq pemula dari alam ini, karena keduanya diciptakan sebelum langit dan bumi, dan pada waktu itu tidak ada di bawah arsy kecuali air. (Ushul Iman, hlm : 85)
Anda sekarang sudah mengetahui berdasarkan ayat dan hadist di atas, bahwa makhluq yang pertama kali diciptakan adalah air dan arsy, tetapi tunggu dulu…saya pernah membaca hadist yang diriwayatkan oleh Ubadah bin Shomit, bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
إِنّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ لَهُ اكْتُبْ فَجَرَى بِمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الْأَبَدِ
Sesungguhnya pertama kali yang Allah ciptakan adalah pena, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Tulislah.” Maka terjadilah apa yang akan terjadi hingga selamanya. (HR. Tirmidzi, dan beliau berkata : hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib)
Hadist di atas menjelaskan bahwa makhluq pertama kali yang diciptakan Allah adalah pena, padahal sebelumnya ada ayat dan hadist yang menerangkan bahwa makhluq pertama kali diciptakan adalah air dan arsy, terus mana yang benar?  Anda jangan bingung…di dalam kitab Fathu al Bari (6/289), Ibnu Hajar menjelaskan bahwa ayat-ayat dan hadist-hadist tersebut digabung dan dikompromikan, maka hasilnya sebagai berikut : makhluq yang pertama kali diciptakan adalah air, kemudian arsy, kemudian pena. Jadi, redaksi hadist di atas “ …pertama kali yang Allah ciptakan adalah pena.. maksudnya adalah pertama kali setelah adanya air dan arsy…
Jika anda sudah benar-benar yakin bahwa air adalah makhluq pertama kali yang diciptakan Allah, makabetapa mulianya makhluq Allah yang bernama air itu, selain sebagai makhluq yang pertama kali diciptakan oleh Allah, dia juga makhluq yang darinya diciptakan segala sesuatu yang hidup.Subhanallah……..
Sekarang, marilah kita bersama-sama memperhatikan Bumi yang kita injak setiap hari ini….untuk mudahnya kita lihat peta atau atlas, ternyata permukaan bumi ini didominasi oleh lautan sebanyak 2/3, sedangkan daratan hanya menempati 1/3 dari seluruh wilayah bumi,  menakjubkan kan……!?
Apakah hanya planet Bumi saja yang banyak airnya? saya mendengar beberapa ilmuwan sekarang ini masih menyelidiki kehidupan di planet Mars, apakah unsur air lebih banyak dari unsur yang lain, kita lihat saja nanti. Tapi jangan lupa firman Allah swt dalam surat al-Anbiya’ ayat 30 di atas, bahwa air adalah sumber kehidupan.
Kita kembali lagi ke Bumi….
Di dalam Al Qur’an banyak ayat yang menerangkan bahwa Bumi ini akan mati kalau tidak ada air, kehidupan di atas Bumi ini juga akan punah kalau tidak ada setetes airpun di permukaannya. Kalau anda tidak percaya, coba lihat di daerah-daerah tandus di Afrika, sebanyak 25 juta jiwa melayang akibat kekeringan. Bahkan bantuan yang berupa 1,5 juta sapi, kambing dan domba yang diberikan kepada penduduk dilaporkan banyak yang mati karena kekeringan. PBB sendiri telah memprediksi sekitar 20 juta orang lainnya  akan menghadapi bencana kelaparan akibat kekeringan di wilayah-wilayah seperti Kenya, Somalia dan Ethiopia. Menurut Wakil Direktur Kemanusiaan “Oxfam”, Jeremy Loveless bahwa hujan adalah harapan terakhir dari banyak orang. Subhanallah, bukanlah jauh-jauh sebelumnya Allah telah menjelaskan hal itu kepada umat manusia bahwa air adalah sumber kehidupan manusia di muka bumi ini, kalau tidak ada air maka tidak ada kehidupan.
Kalau saja orang-orang Afrika tersebut memahami Al Qur’an, tentunya mereka akan berharap kepada Allah swt. Kalau saja seorang Loveless membaca al Qur’an, dia akan tahu bahwa Allah-lah Yang menurunkan air hujan agar bumi bisa hidup, darinya akan tumbuh pohon-pohon yang berbuah dan daun-daunnya pun bisa dimanfaatkan oleh manusia. Dengan air itulah Allah menghidupkan bumi dan menghidupkan seluruh makhluq yang hidup di dalamnya. Allah swt berfirman :
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الْأَرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاء اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَى إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (Ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs. Fushilat : 39)
Setelah kita berbicara tentang Langit, dan menjelajahi Bumi, serta  mau mengakui fakta-fakta di atas, sekarang marilah kita berbicara tentang makhluq hidup yang tinggal di atas permukaan bumi ini. Tentunya pembicaraan pertama adalah makluq hidup yang bernama manusia, yaitu kita sendiri.
Kita renungkan terlebih dahulu firman Allah swt sebagai berikut :
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاء بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا
“Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.” (Qs. Al Furqan : 54)
Ayat di atas secara tegas dan gamblang menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari air. Tetapi maksud air di sini apa? apakah air mani atau air secara umum?  Kedua-duanya benar, agar anda yakin, coba lihat tafsir al Jami li-Ahkami al-Qur’an, karya imam al Qurtubi ( 7/40 )
Apa yang ditulis oleh para ahli tafsir memang benar dan faktanya memang demikian bahwa manusia diciptakan dari air mani dan sangat banyak sekali ayat-ayat al Qur’an yang menerangkan hal tersebut, oleh karena itu, saya tidak perlu menyebutkannya di sini, anda bisa mencarinya sendiri.
Di sisi lain, ternyata ditemukan juga bahwa komponen yang paling dominan di dalam diri manusia adalah air. Untuk menambah keyakinan akan hal ini, marilah kita lihat komponen tubuh manusia secara ilmiyah sebagai berikut :
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa di saat manusia masih berupa janin, didapatkan kandungan air dalam tubuhnya hampir mendekati 100 persen, kemudian setelah lahir, kandungan air dalam tubuh mulai berkurang menjadi 80 persen, kemudian ketika dewasa menjadi 70 persen, dan ketika sudah lanjut usia bisa menjadi 50 persen. Kalau kita hitung secara rata-rata, berarti di dalam tubuh manusia 75%-nya  terdiri atas air. Otakpun demikian 74,5% -nya terdiri dari air. Begitu juga darah 82%-nya terdiri dari  air. Bahkan tulang yang keras pun ternyata mengandung 22% air.
Ayat dan fakta-fakta medis di atas mengisyaratkan kepada kita semua, bahwa kalau kita ingin hidup yang lebih sempurna dan lebih sehat, hendaknya kita mengkomsumsi air dalam jumlah yang cukup, baik untuk diminum, atau untuk membersihkan diri dan lingkungan, maupun untuk bersuci.
Bukan saja di dalam hidup ini, bahkan di dalam masalah ibadah mahdhah, seperti sholat, membaca al qur’an, thowaf, khutbah, adzan dan lain-lainnya, jika ingin sempurna, maka harus di dukung dengan air, ingin bukti?  Coba anda buka buku-buku fiqih, ketika anda membuka bab pertama, pasti anda dapatkan tertulis di dalamnya “Bab Air“. Para Fuqaha menjelaskan alasan mereka selalu mendahului pembahasan fiqih dengan bab air. Mereka mengatakan bahwa ibadah sholat yang merupakan ibadah paling penting di dalam kehidupan manusia, tidaklah akan diterima oleh Allah kecuali kalau orang yang sholat tersebut telah bersuci dari najis dan hadast, dan hal ini tidak akan terwujud kecuali dengan menggunakan air. Oleh karenanya, seorang muslim harus mengetahui seluk beluk air, manakah air yang boleh dipakai untuk bersuci, dan manakah air yang tidak boleh untuk bersuci. Bagaimana cara bersuci tersebut dan lain-lainnya. Sekarang anda sudah percaya kan?
Kita kembali lagi ke manusia ….
Para ahli menjelaskan bahwa air di dalam tubuh manusia merupakan komponen utama sel, jaringan, dan organ tubuh. Penurunan total cairan tubuh bisa menyebabkan penurunan volume cairan, baik intrasel maupun ekstrasel, yang semuanya dapat berimbas pada kegagalan organ, bahkan kematian.
Selain itu, air diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran nafas, usus, penyakit kewanitaan, bahkan bisa mengobati penyakit stroke. Seseorang yang  mandi pada pagi hari dengan air, maka peredaran darahnya akan membaik sehingga tubuh terasa lebih bugar, produksi sel darah putih dalam tubuh akan meningkat, begitu juga produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita ikut meningkat juga, serta memberikan kekebalan terhadap virus.
Fakta di lapangan menyebutkan bahwa seseorang dapat bertahan hidup selama 45-65 hari hanya dengan minum air (tanpa makan). Saya teringat pada kejadian prahara  gunung Lawu yang menelan korban puluhan santri salah satu pesantren di Jawa Tengah. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1989-an, pasalnya mereka tersesat dalam hutan dan tidak bisa kembali ke perkemahan lagi. Ajaibnya,  dua orang diantara mereka,  ternyata masih bisa mempertahankan hidup selama beberapa minggu lamanya tanpa makan, mereka berdua hanya mengandalkan air hujan yang  menggenang di tanah. Subhanallah…
Sampai sekarang jika mendengar orang terserang penyakit demam, atau sekedar pegal-pegal di badannya, saya selalu menyuruhnya untuk memperbanyak minum air. (Tetapi jangan banyak sekali, nanti malah sakit bahkan mati, ingat kisah tentara Thalut) Kadang orang tersebut malas untuk minum air banyak, dengan alasan nanti akan buang air kecil terus. Saya katakan,  justru dengan banyak buang air kecil itu, penyakit-penyakit dalam tubuh kita akan keluar bersamaan dengan air kencing tersebut.
Bukan itu saja, air kencing yang keluar itu akan membilas saluran kemih, termasuk kuman-kuman yang ada di dalamnya. Jika air kemih ditahan, maka kuman-kuman tersebut akan naik sampai kandung kencing, bahkan kadang-kadang sampai ke ginjal, dan menyebabkan infeksi kandung kencing atau infeksi ginjal. Maka bersyukurlah anda masih bisa kencing, betapa banyak dari saudara-saudara kita yang tidak bisa kencing kecuali dari perut atau dari organ tubuh lainnya yang sudah dibedah, kasihan kan? maka sekali lagi bersyukurlah.
Bahkan saya sering mendapatkan orang yang hobinya menahan air kencing, akhirnya mendapatkan berbagai keluhan di dalam dirinya, diantaranya adalah : dia akan lebih rentan terkena infeksi saluran kemih, sebagaimana dijelaskan di atas.  Yang kedua, rentan timbulnya  batu saluran kemih. Air kencing mengandung berbagai macam zat dan mineral, yang jika mengendap lama akan membentuk batu. Mula-mula batu tersebut berukuran kecil, semakin lama semakin membesar.  Batu tersebut lebih mudah terbentuk pada orang yang mempunyai kebiasaan menahan kencing. Kalau anda sudah mengetahu fakta-fakta seperti ini, maka bergembiralah kalau anda sering kencing.
Saya pernah punya teman Indonesia yang sama-sama belajar di Mesir. Kalau dilihat bodinya, dia cukup kuat dan kekar, tetapi dia mengeluhkan lututnya sering sakit, kadang sulit untuk berjalan. Ketika saya tanya penyebabnya, dia menjawab bahwa dirinya senang berjalan kaki jika bepergian, dan kebiasaan ini cukup bagus, tetapi yang disayang kan orang tersebut jarang minum air, akibatnya terkena pada persendian lutut.
Selama ini, kepala saya kadang terasa pusing sebelah, saya berusaha mencari penyebabnya dan terapi apa yang tepat untuk mengobatinya. Suatu ketika, saya membaca buku kesehatan, dan secara tidak sengaja saya menemukan cara pengobatan pusing ternyata dengan air.
Sakit kepala terjadi akibat kekurangan asupan oksigen dan makanan, atau keterlambatan pasokan nutrisi, ini dampak dari kelelahan, turunnya stamina, terlambat makan, stress dan lain-lain. Maka penanangannya adalah dengan mandi air hangat karena akan melemaskan otot-otot yang kaku dan tegang. Minum air yang banyak setidaknya delapan gelas setiap harinya,  boleh juga dengan minum jus buah, seperti tomat. Mengkompres dahi dan leher bagian belakang dengan kain hangat.
Salah satu anak saya sering mengeluh karena susah buang air besar alias sembelit…cara penangannya adalah dengan minum air yang banyak, paling tidak 2 liter atau 8 gelas perhari. Karena minum air tersebut akan membantu proses pencernaan makanan, yaitu melunakkan dan melarutkan makanan, sehingga sari-sari makanan tersebut mudah  terserap dan ampas makanan tidak  mengeras.